Minggu, 11 November 2012

Kecurangan VS Kebenaran





                                                   KECURANGAN VS KEBENARAN


kecurangan kadang terlihat seperti sesuatu yang amat menarik untuk di lakukan,begitu mudah,Instan..tidak perlu proses yang lama dan maka kenikmatanpun bisa segera di nikmati.Namun berbeda hal nya dengan Kebenaran,terkadang terlihat tidak menarik,perlu proses,perlu bayar harga,pengorbanan,perlu menjaga hati..dsb

NAMUN INILAH HASIL AKHIRNYA
Kecurangan seperti asap yang sebentar terlihat namun dalam sekejap pula menghilang,Sementara Kebenaran sekalipun terkadang sepertinya lambat namun ia terus bergerak naik,semakin terang bagaikan siang dan TERLIHAT

Dan satu hal yang perlu kita ketahui adalah,Kecurangan tidak akan pernah menang melawan kebenaran.

BERJUANGLAH UNTUK HIDUP DALAM KEBENARAN DI SETIAP ASPEK KEHIDUPAN KITA

Salam sukses sofyan effendi



Mengapah orang kecil selalu tersingkir.. mengapah orang besar selalu benar bebas berbuat sewenang wenang.?





By sofyan,12 11 12.01.07 WIB/kidding

" Hidup di jalan raya, jauh lebih adil daripada hidup di kantor ". Kita naik motor, tau-tau diseruduk mobil. Dalam kasus tersebut kita akan selalu menang. Lepas dari kita salah ataupun benar, kendaraan kecil jika mengalami masalah akan selalu menang. Tapi, jika kita hidup di kantor, orang besar (pimpinan) akan selalu menang krn penyalahgunaan jabatan buat pembenaran sikap, memutar-mutar lidah agar selalu benar, memalsukan perintah, sehingga muncul istilah ada pihak yang cuci tangan, ada pihak yang cuci piring. Secara umum, atasan semacam itu akan selalu mengorbankan bawahannnya. Solusi yang manjur & tepat dalam masalah ini, adalah Street Justice...atau tulis surat keterangan bahwa kita resign,....hehehe!!!


By sofyan,ga usah tegang,santai aja,..lawong di tempatku byk model sperti ini,

Salah Dan Benar



By sofyan effendi,12 nov 2012.00.10 WIB

Salah dan Benar dalam Diri

Setiap orang pada dasarnya tahu salah dan benar. Setiap orang tahu, benar harus diikuti, salah harus dijauhi atau jangan dilakukan. Setiap orang, bila benar akan berani, bila salah akan takut. Kesadaran tentang salah-benar dalam diri, bila dihayati dan dipegang teguh sebenarnya sudah lebih dari cukup untuk mengatur dan membereskan kehidupan ini. Seperti rizki, salah dan benar tidak akan tertukar dalam kehidupan. Tapi, mengapa banyak orang yang takut padahal dia benar, dan banyak orang berani bahkan ngotot padahal dia salah?Apakah yang satu penakut, dan yang lain nekad? Bukan.
Persoalannya, bukan penakut padahal benar atau penekad padahal salah, tapi tidak menyadari posisi dirinya benar atau salah. Persoalannya adalah kesadaran. Ketika orang yang benar tapi takut benar-benar disadarkan bahwa ia benar, ia akan berubah seketika menjadi pemberani. Sebaliknya, orang yang salah, bila benar-benar disadarkan tentang kesalahannya, ia akan takut, hilang keberaniannya dan menyesali diri. Disini diperlukan orang ketiga yang bisa menyadarkan siapa saja bahwa ia benar atau salah. Orang ketiga ini bisa siapa saja, syaratnya hanya satu: memiliki kesadaran kebenaran yang lebih tinggi di atas orang kebanyakan. Dia ini semacam hakim atau pemutus, tapi tidak ada kaitannya dengan posisi dan jabatan apapun. Syaratnya, hanya kesadarannya lebih tinggi. Orang seperti itulah yang sangat kita perlukan saat ini, siapapun, dimanapun dan kapanpun.,,dan mudah2an itu adalah anda sendiri,.....???

semoga bermanfaat,
salam sukses sofyan effendi

Jujur itu lebih baik...


Jujur itu Lebih Baik...

Written By sofyan effendi,sunday 11 nov 2012 at 11.23 WIB

Dalam suatu waktu salah seorang temanku ada yang bilang "Makanlah buah manggis karena itu adalah buah kejujuran". Saya sempat berpikir sejenak tentang apa yang dikatakan temanku itu. Dalam hati saya berkata, "buah kejujuran??, apa maksudnya ya?" dan setelah berpikir sekilas akhirnya saya mengetahui kenapa buah manggis disebut buah kejujuran. Ya, anda benar. Dalam buah manggis terdapat sebuah butir-butir kecil yang menempel dan jumlah butir yang menempel itu biasanya selalu sama dengan jumlah biji isi buah manggis yang biasa kita makan....

Bohong adalah candu.
Kadang demi kepentingan tertentu atau demi sebuah hal yang tidak enak untuk disampaikan kita lebih suka untuk berkata bukan yang sebenarnya daripada kita berkata dengan jujur. Memang tidak semua manusia memiliki sifat ini tapi tidak menutup kemungkinan sifat tidak jujur ini ada dalam diri kita. Sifat ini juga bisa di ibaratkan sebuah candu yang apabila satu atau dua kali kita melakukannya kita akan ketagihan untuk melakukannya lagi.

Bohong itu Dosa.
Uya Kuya juga sering berkata kepada pemirsanya dalam salah satu program acara hipnotisnya, "Bohong itu dosa. Bohong itu apa? Bohong itu dosa" kemudian ia menyirep si orang yang diberi sugesti itu dengan di hadapkannya sebuah kertas yang di bakar dengan api dan kemudian ia tertidur. Ajaibnya pertanyaan apapun yang di ajukan oleh si jelek Uya itu ia jawab dengan jujur. Seringkali karena keterlalu jujurannya itu juga kadang mengundang tawa bagi penontonnya misalnya sifat aneh yang dimilikinya itu ia peragakan di depan kamera, kadang-kadang itu menggelitik juga ya? Hehe. Tapi tidak jarang juga karena kejujurannya itu membuat sakit kawannya. Dan yang saya suka pada acara itu adalah pada akhir acara ini semua masalah, dendam, pertikaian yang pernah mereka lakukan itu akhirnya mereka bisa tahu sama lain dan disana si Uya selalu memberikan solusi terbaik bagi mereka. "Jadi jujur itu baik kan? so semua unek-unek kalian bisa anda tumpahkan dan setelah mengetahui satu sama lain bisa akur lagi" kata si Uya di akhir acara

Bohong itu tak ada untungnya.
Apa kabar dengan diri kita? Pernahkah kita berkata tidak jujur? Mungkin anda pernah termasuk saya juga ya. hehe. Bagi yang belum pernah berbohong bersyukurlah bahwa anda adalah seorang pribadi kloningan Rasulullah yang Insya Allah akan berbahagia hidup di dunia ini. Ngomong-ngomong emang apa sih untungnya berbohong? Memang, mungkin itu terlihat enak awalnya tapi nanti setelah kebohongan kita itu terhendus oleh orang lain, disitu lah akan ada penyesalan dan betapa bodohnya orang yang berbohong itu. Percayalah! Ini juga adalah pengalaman yang aku alami, ternyata berbohong itu tidak enak dan tidak akan ada untungnya kawan.

Sekali berbohong, efeknya panjang.
Saya teringat akan salah seorang teman yang suka membual. Dia lebih suka mengatakan hal yang itdak sebenarnya demi membuat orang terkesan daripada ia berkata jujur. Dan apa yang terjadi kemudian? Ternyata setelah saya tanya kepada seseorang yang pernah berbicara dengannya kebanyakan mereka menghiraukan apa yang dia bicarakan. Ingatlah kawan sekali kita berbohong maka efeknya itu akan dikenang oleh orang lain untuk selamanya. So efeknya juga akan panjang walaupun kita sudah berubah sikap namun tentu saja orang yang pernah kita bohongi akan melihat dengan sebelah mata apa yang kita katakan padanya.
Jadi, untuk apa kita berbohong. Marilah kita bersama-sama kita meneladani pribadi tuntunan kita yaitu Rasulullah yang tidak pernah berbohong dalam hidupnya bahkan beliau mendapat julukan "Al Amin" oleh orang-orang yang mengenalnya, sungguh luar biasa beliau. Dengan kita selaluberkata jujur Insya Allah kesuksesan juga akan lebih berada semakin dekat dengan kita karena salah satu faktor kesuksesan seseorang adalah adanya kepercayaan dari orang lain.
Semoga artikel ini bermanfaat.
Salam sukses,sofyan effendi !!!